Berikut dibawah ini penjelasanya :
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لَا تَدْخُلُ الْمَلَائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلَا صُورَةُ تَمَاثِيلَ
"Malaikat Tidak masuk rumah yang terdapat anjing dan gambar makhluq bernyawa di dalamnya".
(Muttafaq 'Alaih dari hadits Abu Tholhah, lafadz milik Bukhori)
Abdullah bin Abbas رضي الله عنه berkata:
يُرِيدُ التَّمَاثِيلَ الَّتِي فِيهَا الْأَرْوَاحُ
"Yang dimaksud adalah patung/ gambar bernyawa"
( AlBukhari)
Syaikh Utsaimin رحمه الله berkata:
"Bagaimana pendapatmu dengan rumah yang tidak dimasuki malaikat ? Sungguh itu rumah yang buruk…(Syarh Ar Riyadh).
Syaikh Abdul Muhsin حفظه الله berkata:
"Malaikat yang dimaksud ialah "Malikat Rahmah", adapun Malaikat yang di utus mencatat amal, mereka selalu bersama manusia, hal yang terdapat dalam hadits ini tidak menghalangi mereka untuk selalu menyertai manusia, dan di dalam hadits ini mengandung peringatan supaya jangan terjatuh dalam perkara-perkara (haram) ini…, dan anjing dikecualikan daripadanya anjing-anjing yang diizinkan, yaitu anjing untuk berburu, penunggu tanaman, atau anjing penunggu hewan ternak…, dan gambar yang di maksud ialah gambar makhluq bernyawa, baik berbentuk patung/relief maupun berbentuk gambar/lukisan…"(Syarh Abu Dawud).
Berkata Al Mubarak Furi pemilik kitab "Tuhfatul Ahwadzi":
"((Malaikat tidak masuk)) yang dimaksud ialah Malaikat "RAHMAH", bukan Malikat "HAFADZAH" (Yang senantiasa menyertai kita dan mencatat segala perilaku kita) dan bukan malaikat "MAUT" (Yang bertugas mencabut nyawa).
((RUMAH)), yang di maksud ialah tempat tinggal.
((ANJING)), kecuali anjing untuk berburu, penjaga ternak dan kebun, ada yang berpendapat "Anjing-anjing itu menghalangi juga, meskipun memeliharanya tidak terlarang".
((GAMBAR TAMATSIL)), yang dimaksud ialah "gambar" seperti dalam "Al QOMUSH" dan lainnya, artinya "gambar manusia dan binatang", berkata An Nawawi:
"Para Ulama berkata: Penyebab tidak masuknya "Malaikat" ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat gambar ialah karena "GAMBAR" (makhluq bernyawa) itu merupakan perbuatan ma'siat yang teramat keji, dan menandingi ciptaan Allah Ta'ala, sebagian lagi disembah, dan sebab tidak masuknya karena "ANJING" anjing itu banyak makan najis, sebagian anjing ada yang dinamakan "SYETHAN" seperti dalam sebuah hadits (udah di bahas oleh penukil dalam blog ini), sementara Malaikat itu lawannaya Syethan, dan oleh karena bau "anjing" itu busuk, sementara Malaikat tidak menyenangi bau busuk, juga karena memelihara "anjing" terlarang (udah dibahas juga), maka pemeliharanya dihukum dengan tidak masuk Malaikat ke dalam rumahnya, tidak shalat di dalamnya, tidak memintakan ampunan, tidak memohonkan barokah, dan tidak pula melindungi (penghuni rumah) dari gangguan Syetan, Malikat-Malaikat yang tidak mau masuk rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar ialah Malaikat Rahmah, Yang memohonkan Barakah dan pengampunan, adapun Malikat "Hafadzah", mereka masuk ke setiap rumah dan tidak pernah berpisah dengan Bani Adam dalam setiap keadaan, sebab mereka di perintah untuk meliput segenap amalan (Bani Adam) dan menulisnya.
Berkata Al Khothobi: "Malaikat hanya tidak mau masuk rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar yang haram, adapun anjing yang tidak haram seperti anjing untuk berburu, penjaga kebun dan ternak dan gambar yang dihinakan seperti yang terdapat pada hamparan / tikar dan bantal serta lainnya maka tidak lah menghalangi masuknya Malaikat, Al Qodhi juga mengisyaratkan seperti yang dinyatakan oleh Al Khothobi, dan yang lebih tepat (ini Pendapat An Nawawi) mencakup seluruh jenis anjing dan gambar berdasarkan mutlaqnya berbagai hadits, dan oleh sebab "ANAK ANJING" yang di rumah Nabi صلى الله عليه وسلم yang terdapat di bawah ranjang itu "tidak nampak", beliau tidak mengetahui ada anak anjing (di dalam rumahnya), namun ternyata Jibril tidak mau masuk rumah dengan alasan "ANAK ANJING" itu, maka seandainya ada gambar dan anjing yang tidak menghalangi masuknya "Malaikat" niscaya Jibril pun tidak terhalang." (Tuhfah)
Patung di potong kepalanya supaya seperti pohon, gambar di kain di potong dijadikan dua bantal, dan anjing di usir dari rumah.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
أتاني جبريل فقال : إني كنت أتيتك البارحة فلم يمنعني أن أكون دخلت عليك البيت الذي كنت فيه إلا أنه كان على الباب تماثيل و كان في البيت قرام ستر فيه تماثيل و كان في البيت كلب فمر برأس التمثال الذي في البيت فليقطع فيصير كهيئة الشجرة و مر بالستر فليقطع فيجعل وسادتين منبذتين توطئان و مر بالكلب فليخرج
"Jibril mendatangiku lalu berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu semalam dan tidak ada yang menghalangiku memasuki rumahmu melainkan di atas pintu ada beberapa patung, di dalam rumah ada kain tipis bergambar, serta ada anjing, maka perintahkan patung itu di potong kepalanya supaya menjadi seperti bentuk pohon dan perintahkan kain tipis penutup (dinding) itu dipotong lalu di jadikan dua bantal yang di sandari dan perintahkan dengan anjing supaya di keluarkan." (HR> Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi dll, dishahihkan Albani dalam shahihul jami')
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله dalam "Syarhul 'Umdah":
"Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa Malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar baik di kain penutup, pakaian, dan yang lain, yang diberi keringanan ialah "gambar yang di injak (di hinakan) seperti hadits aisyah."
FAEDAH:
Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata:
"Saya pernah mendengar beliau (Gurunya Syaikhul Islam) berkata perihal Sabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
" لا تدخل الملائكة بيتا فيه كلب ولا صورة "
"Malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar",
"Bila Malaikat yang mereka adalah makhluq terhalangi oleh anjing dan gambar dari memasuki rumah, maka akankah masuk ma'rifatullah (mengenal Allah) Azza wa Jalla, Cinta kepadaNya, Manisnya Dzikir kepadaNya, serta senang mendekat kepadaNya di dalam hati yang dipenuhi oleh anjing-anjing Syahwat dan gambar-gambar syahwat…"(Tafsir Ibnul Qoyyim).
Sumber :http://www.topblogakbar.co.cc/2010/08/jenis-rumah-yang-tidak-dimasuki.html
NASIHAT SALAF
"Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka" (Umar bin Abdul Aziz)
Hitungan Matematika. Kenapa Yang Nggak Shalat 5 Waktu Itu Sangat Sombong ke Tuhan
Hitungan Matematika, kenapa orang tidak sholat itu sombong kepada Allah:
Di umpamakan jika kita hidup 60 tahun lamanya, Insya Allah. Di dalam 60 tahun, kita hidup sekitar 31,536,000 menit.
Hitungannya: 60 menit x 24(jam) x 365(hari) x 60(tahun) = 31,536,000 menit
Untuk Shalat 5 waktu sampai kita umur 60 tahun, kita perlu:
5 menit x 5 (waktu) x 365(hari) x 49(tahun) = 447,125 menit
Kenapa dikali 49? karena kita diwajibkan sembahyang pada saat umur 12tahun. Jadi 60 tahun - 11 tahun = 49 Tahun
447,125 dibagi 31,536,000 dikali 100=1.4 %
KITA CUMA DIBUTUHKAN 1.4 % DARI HIDUP KITA UNTUK MENGIKUTI PERINTAH SEMBAHYANG KEPADANYA. Jadi sebenernya kita itu sombong sekali kalo tidak sembahyang 5 waktu.
Sumber: www.kaskus.us/showthread.php?t=4018075
Di umpamakan jika kita hidup 60 tahun lamanya, Insya Allah. Di dalam 60 tahun, kita hidup sekitar 31,536,000 menit.
Hitungannya: 60 menit x 24(jam) x 365(hari) x 60(tahun) = 31,536,000 menit
Untuk Shalat 5 waktu sampai kita umur 60 tahun, kita perlu:
5 menit x 5 (waktu) x 365(hari) x 49(tahun) = 447,125 menit
Kenapa dikali 49? karena kita diwajibkan sembahyang pada saat umur 12tahun. Jadi 60 tahun - 11 tahun = 49 Tahun
447,125 dibagi 31,536,000 dikali 100=1.4 %
KITA CUMA DIBUTUHKAN 1.4 % DARI HIDUP KITA UNTUK MENGIKUTI PERINTAH SEMBAHYANG KEPADANYA. Jadi sebenernya kita itu sombong sekali kalo tidak sembahyang 5 waktu.
Sumber: www.kaskus.us/showthread.php?t=4018075
Jenis-Jenis rumah Yang Tidak Dimasuki Malaikat
Berikut dibawah ini penjelasanya :
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لَا تَدْخُلُ الْمَلَائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلَا صُورَةُ تَمَاثِيلَ
"Malaikat Tidak masuk rumah yang terdapat anjing dan gambar makhluq bernyawa di dalamnya".
(Muttafaq 'Alaih dari hadits Abu Tholhah, lafadz milik Bukhori)
Abdullah bin Abbas رضي الله عنه berkata:
يُرِيدُ التَّمَاثِيلَ الَّتِي فِيهَا الْأَرْوَاحُ
"Yang dimaksud adalah patung/ gambar bernyawa"
( AlBukhari)
Syaikh Utsaimin رحمه الله berkata:
"Bagaimana pendapatmu dengan rumah yang tidak dimasuki malaikat ? Sungguh itu rumah yang buruk…(Syarh Ar Riyadh).
Syaikh Abdul Muhsin حفظه الله berkata:
"Malaikat yang dimaksud ialah "Malikat Rahmah", adapun Malaikat yang di utus mencatat amal, mereka selalu bersama manusia, hal yang terdapat dalam hadits ini tidak menghalangi mereka untuk selalu menyertai manusia, dan di dalam hadits ini mengandung peringatan supaya jangan terjatuh dalam perkara-perkara (haram) ini…, dan anjing dikecualikan daripadanya anjing-anjing yang diizinkan, yaitu anjing untuk berburu, penunggu tanaman, atau anjing penunggu hewan ternak…, dan gambar yang di maksud ialah gambar makhluq bernyawa, baik berbentuk patung/relief maupun berbentuk gambar/lukisan…"(Syarh Abu Dawud).
Berkata Al Mubarak Furi pemilik kitab "Tuhfatul Ahwadzi":
"((Malaikat tidak masuk)) yang dimaksud ialah Malaikat "RAHMAH", bukan Malikat "HAFADZAH" (Yang senantiasa menyertai kita dan mencatat segala perilaku kita) dan bukan malaikat "MAUT" (Yang bertugas mencabut nyawa).
((RUMAH)), yang di maksud ialah tempat tinggal.
((ANJING)), kecuali anjing untuk berburu, penjaga ternak dan kebun, ada yang berpendapat "Anjing-anjing itu menghalangi juga, meskipun memeliharanya tidak terlarang".
((GAMBAR TAMATSIL)), yang dimaksud ialah "gambar" seperti dalam "Al QOMUSH" dan lainnya, artinya "gambar manusia dan binatang", berkata An Nawawi:
"Para Ulama berkata: Penyebab tidak masuknya "Malaikat" ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat gambar ialah karena "GAMBAR" (makhluq bernyawa) itu merupakan perbuatan ma'siat yang teramat keji, dan menandingi ciptaan Allah Ta'ala, sebagian lagi disembah, dan sebab tidak masuknya karena "ANJING" anjing itu banyak makan najis, sebagian anjing ada yang dinamakan "SYETHAN" seperti dalam sebuah hadits (udah di bahas oleh penukil dalam blog ini), sementara Malaikat itu lawannaya Syethan, dan oleh karena bau "anjing" itu busuk, sementara Malaikat tidak menyenangi bau busuk, juga karena memelihara "anjing" terlarang (udah dibahas juga), maka pemeliharanya dihukum dengan tidak masuk Malaikat ke dalam rumahnya, tidak shalat di dalamnya, tidak memintakan ampunan, tidak memohonkan barokah, dan tidak pula melindungi (penghuni rumah) dari gangguan Syetan, Malikat-Malaikat yang tidak mau masuk rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar ialah Malaikat Rahmah, Yang memohonkan Barakah dan pengampunan, adapun Malikat "Hafadzah", mereka masuk ke setiap rumah dan tidak pernah berpisah dengan Bani Adam dalam setiap keadaan, sebab mereka di perintah untuk meliput segenap amalan (Bani Adam) dan menulisnya.
Berkata Al Khothobi: "Malaikat hanya tidak mau masuk rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar yang haram, adapun anjing yang tidak haram seperti anjing untuk berburu, penjaga kebun dan ternak dan gambar yang dihinakan seperti yang terdapat pada hamparan / tikar dan bantal serta lainnya maka tidak lah menghalangi masuknya Malaikat, Al Qodhi juga mengisyaratkan seperti yang dinyatakan oleh Al Khothobi, dan yang lebih tepat (ini Pendapat An Nawawi) mencakup seluruh jenis anjing dan gambar berdasarkan mutlaqnya berbagai hadits, dan oleh sebab "ANAK ANJING" yang di rumah Nabi صلى الله عليه وسلم yang terdapat di bawah ranjang itu "tidak nampak", beliau tidak mengetahui ada anak anjing (di dalam rumahnya), namun ternyata Jibril tidak mau masuk rumah dengan alasan "ANAK ANJING" itu, maka seandainya ada gambar dan anjing yang tidak menghalangi masuknya "Malaikat" niscaya Jibril pun tidak terhalang." (Tuhfah)
Patung di potong kepalanya supaya seperti pohon, gambar di kain di potong dijadikan dua bantal, dan anjing di usir dari rumah.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
أتاني جبريل فقال : إني كنت أتيتك البارحة فلم يمنعني أن أكون دخلت عليك البيت الذي كنت فيه إلا أنه كان على الباب تماثيل و كان في البيت قرام ستر فيه تماثيل و كان في البيت كلب فمر برأس التمثال الذي في البيت فليقطع فيصير كهيئة الشجرة و مر بالستر فليقطع فيجعل وسادتين منبذتين توطئان و مر بالكلب فليخرج
"Jibril mendatangiku lalu berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu semalam dan tidak ada yang menghalangiku memasuki rumahmu melainkan di atas pintu ada beberapa patung, di dalam rumah ada kain tipis bergambar, serta ada anjing, maka perintahkan patung itu di potong kepalanya supaya menjadi seperti bentuk pohon dan perintahkan kain tipis penutup (dinding) itu dipotong lalu di jadikan dua bantal yang di sandari dan perintahkan dengan anjing supaya di keluarkan." (HR> Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi dll, dishahihkan Albani dalam shahihul jami')
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله dalam "Syarhul 'Umdah":
"Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa Malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar baik di kain penutup, pakaian, dan yang lain, yang diberi keringanan ialah "gambar yang di injak (di hinakan) seperti hadits aisyah."
FAEDAH:
Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata:
"Saya pernah mendengar beliau (Gurunya Syaikhul Islam) berkata perihal Sabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
" لا تدخل الملائكة بيتا فيه كلب ولا صورة "
"Malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar",
"Bila Malaikat yang mereka adalah makhluq terhalangi oleh anjing dan gambar dari memasuki rumah, maka akankah masuk ma'rifatullah (mengenal Allah) Azza wa Jalla, Cinta kepadaNya, Manisnya Dzikir kepadaNya, serta senang mendekat kepadaNya di dalam hati yang dipenuhi oleh anjing-anjing Syahwat dan gambar-gambar syahwat…"(Tafsir Ibnul Qoyyim).
Sumber :http://www.topblogakbar.co.cc/2010/08/jenis-rumah-yang-tidak-dimasuki.html
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لَا تَدْخُلُ الْمَلَائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلَا صُورَةُ تَمَاثِيلَ
"Malaikat Tidak masuk rumah yang terdapat anjing dan gambar makhluq bernyawa di dalamnya".
(Muttafaq 'Alaih dari hadits Abu Tholhah, lafadz milik Bukhori)
Abdullah bin Abbas رضي الله عنه berkata:
يُرِيدُ التَّمَاثِيلَ الَّتِي فِيهَا الْأَرْوَاحُ
"Yang dimaksud adalah patung/ gambar bernyawa"
( AlBukhari)
Syaikh Utsaimin رحمه الله berkata:
"Bagaimana pendapatmu dengan rumah yang tidak dimasuki malaikat ? Sungguh itu rumah yang buruk…(Syarh Ar Riyadh).
Syaikh Abdul Muhsin حفظه الله berkata:
"Malaikat yang dimaksud ialah "Malikat Rahmah", adapun Malaikat yang di utus mencatat amal, mereka selalu bersama manusia, hal yang terdapat dalam hadits ini tidak menghalangi mereka untuk selalu menyertai manusia, dan di dalam hadits ini mengandung peringatan supaya jangan terjatuh dalam perkara-perkara (haram) ini…, dan anjing dikecualikan daripadanya anjing-anjing yang diizinkan, yaitu anjing untuk berburu, penunggu tanaman, atau anjing penunggu hewan ternak…, dan gambar yang di maksud ialah gambar makhluq bernyawa, baik berbentuk patung/relief maupun berbentuk gambar/lukisan…"(Syarh Abu Dawud).
Berkata Al Mubarak Furi pemilik kitab "Tuhfatul Ahwadzi":
"((Malaikat tidak masuk)) yang dimaksud ialah Malaikat "RAHMAH", bukan Malikat "HAFADZAH" (Yang senantiasa menyertai kita dan mencatat segala perilaku kita) dan bukan malaikat "MAUT" (Yang bertugas mencabut nyawa).
((RUMAH)), yang di maksud ialah tempat tinggal.
((ANJING)), kecuali anjing untuk berburu, penjaga ternak dan kebun, ada yang berpendapat "Anjing-anjing itu menghalangi juga, meskipun memeliharanya tidak terlarang".
((GAMBAR TAMATSIL)), yang dimaksud ialah "gambar" seperti dalam "Al QOMUSH" dan lainnya, artinya "gambar manusia dan binatang", berkata An Nawawi:
"Para Ulama berkata: Penyebab tidak masuknya "Malaikat" ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat gambar ialah karena "GAMBAR" (makhluq bernyawa) itu merupakan perbuatan ma'siat yang teramat keji, dan menandingi ciptaan Allah Ta'ala, sebagian lagi disembah, dan sebab tidak masuknya karena "ANJING" anjing itu banyak makan najis, sebagian anjing ada yang dinamakan "SYETHAN" seperti dalam sebuah hadits (udah di bahas oleh penukil dalam blog ini), sementara Malaikat itu lawannaya Syethan, dan oleh karena bau "anjing" itu busuk, sementara Malaikat tidak menyenangi bau busuk, juga karena memelihara "anjing" terlarang (udah dibahas juga), maka pemeliharanya dihukum dengan tidak masuk Malaikat ke dalam rumahnya, tidak shalat di dalamnya, tidak memintakan ampunan, tidak memohonkan barokah, dan tidak pula melindungi (penghuni rumah) dari gangguan Syetan, Malikat-Malaikat yang tidak mau masuk rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar ialah Malaikat Rahmah, Yang memohonkan Barakah dan pengampunan, adapun Malikat "Hafadzah", mereka masuk ke setiap rumah dan tidak pernah berpisah dengan Bani Adam dalam setiap keadaan, sebab mereka di perintah untuk meliput segenap amalan (Bani Adam) dan menulisnya.
Berkata Al Khothobi: "Malaikat hanya tidak mau masuk rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar yang haram, adapun anjing yang tidak haram seperti anjing untuk berburu, penjaga kebun dan ternak dan gambar yang dihinakan seperti yang terdapat pada hamparan / tikar dan bantal serta lainnya maka tidak lah menghalangi masuknya Malaikat, Al Qodhi juga mengisyaratkan seperti yang dinyatakan oleh Al Khothobi, dan yang lebih tepat (ini Pendapat An Nawawi) mencakup seluruh jenis anjing dan gambar berdasarkan mutlaqnya berbagai hadits, dan oleh sebab "ANAK ANJING" yang di rumah Nabi صلى الله عليه وسلم yang terdapat di bawah ranjang itu "tidak nampak", beliau tidak mengetahui ada anak anjing (di dalam rumahnya), namun ternyata Jibril tidak mau masuk rumah dengan alasan "ANAK ANJING" itu, maka seandainya ada gambar dan anjing yang tidak menghalangi masuknya "Malaikat" niscaya Jibril pun tidak terhalang." (Tuhfah)
Patung di potong kepalanya supaya seperti pohon, gambar di kain di potong dijadikan dua bantal, dan anjing di usir dari rumah.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
أتاني جبريل فقال : إني كنت أتيتك البارحة فلم يمنعني أن أكون دخلت عليك البيت الذي كنت فيه إلا أنه كان على الباب تماثيل و كان في البيت قرام ستر فيه تماثيل و كان في البيت كلب فمر برأس التمثال الذي في البيت فليقطع فيصير كهيئة الشجرة و مر بالستر فليقطع فيجعل وسادتين منبذتين توطئان و مر بالكلب فليخرج
"Jibril mendatangiku lalu berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu semalam dan tidak ada yang menghalangiku memasuki rumahmu melainkan di atas pintu ada beberapa patung, di dalam rumah ada kain tipis bergambar, serta ada anjing, maka perintahkan patung itu di potong kepalanya supaya menjadi seperti bentuk pohon dan perintahkan kain tipis penutup (dinding) itu dipotong lalu di jadikan dua bantal yang di sandari dan perintahkan dengan anjing supaya di keluarkan." (HR> Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi dll, dishahihkan Albani dalam shahihul jami')
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله dalam "Syarhul 'Umdah":
"Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa Malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar baik di kain penutup, pakaian, dan yang lain, yang diberi keringanan ialah "gambar yang di injak (di hinakan) seperti hadits aisyah."
FAEDAH:
Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata:
"Saya pernah mendengar beliau (Gurunya Syaikhul Islam) berkata perihal Sabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
" لا تدخل الملائكة بيتا فيه كلب ولا صورة "
"Malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar",
"Bila Malaikat yang mereka adalah makhluq terhalangi oleh anjing dan gambar dari memasuki rumah, maka akankah masuk ma'rifatullah (mengenal Allah) Azza wa Jalla, Cinta kepadaNya, Manisnya Dzikir kepadaNya, serta senang mendekat kepadaNya di dalam hati yang dipenuhi oleh anjing-anjing Syahwat dan gambar-gambar syahwat…"(Tafsir Ibnul Qoyyim).
Sumber :http://www.topblogakbar.co.cc/2010/08/jenis-rumah-yang-tidak-dimasuki.html
Kisah Bocah Ameria Masuk Islam
Rasulullah saw bersabda: "Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi." (HR. Bukhari)
Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas.
Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat. Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi. Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun.
Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar'i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.
Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya yaitu Muhammad 'Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.
Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu, "Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran ?"
Wartawan itu berkata: "Tidak". Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.
Bocah itu kembali berkata , "Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian ?". Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan. "Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji ? Apakah engkau telah menunaikan 'umrah ? Bagaimana engkau bisa mendapatkan pakaian ihram ? Apakah pakaian ihram tersebut mahal ? Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja ? Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan Islami ?"
Setelah wartawan itu menjawab sebisanya, anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, "Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat."
Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, "Apa yang membuatmu tertarik pada Islam ? Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja ?" Dia diam sesaat kemudian menjawab.
Bocah itu diam sesaat dan kemudian menjawab, "Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku".
Wartawab bertanya kembali, "Apakah engkau telah puasa Ramadhan ?"
Muhammad tersenyum sambil menjawab, "Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama". Kemudian dia meneruskan : "Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut".
"Apakah cita-citamu ?" tanya wartawan
Dengan cepat Muhammad menjawab, "Aku memiliki banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad".
"Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut ?" tanya wartawan lagi.
Ibu Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata : "Sesungguhnya gambar Ka'bah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain".
Tampaklah senyuman di wajah Muhammad 'Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka'bah, dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.
Kemudian Muhammad meneruskan, "Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar."
Ibunya menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, "Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini."
"Apakah cita-citamu yang lain ?" tanya wartawan.
"Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka." jawab Muhammad
Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan. Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.
Muhammad berkata, "Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina."
"Apakah engkau mempunyai cita-cita lain ?" tanya wartawan lagi.
Muhammad menjawab, "Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran."
"Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam ?" tanya wartawan
Maka dia menjawab dengan meyakinkan : "Tentu"
"Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan ? Bagaimana engkau menghindari daging babi ?"
Muhammad menjawab, "Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi."
"Apakah engkau sholat di sekolahan ?"
"Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku shalat di sana setiap hari" jawab Muhammad
Kemudian datanglah waktu shalat maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung berkata kepada wartawan,"Apakah engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan ?"
Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan. Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan adzan.
Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas.
Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat. Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi. Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun.
Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar'i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.
Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya yaitu Muhammad 'Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.
Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu, "Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran ?"
Wartawan itu berkata: "Tidak". Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.
Bocah itu kembali berkata , "Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian ?". Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan. "Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji ? Apakah engkau telah menunaikan 'umrah ? Bagaimana engkau bisa mendapatkan pakaian ihram ? Apakah pakaian ihram tersebut mahal ? Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja ? Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan Islami ?"
Setelah wartawan itu menjawab sebisanya, anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, "Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat."
Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, "Apa yang membuatmu tertarik pada Islam ? Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja ?" Dia diam sesaat kemudian menjawab.
Bocah itu diam sesaat dan kemudian menjawab, "Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku".
Wartawab bertanya kembali, "Apakah engkau telah puasa Ramadhan ?"
Muhammad tersenyum sambil menjawab, "Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama". Kemudian dia meneruskan : "Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut".
"Apakah cita-citamu ?" tanya wartawan
Dengan cepat Muhammad menjawab, "Aku memiliki banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad".
"Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut ?" tanya wartawan lagi.
Ibu Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata : "Sesungguhnya gambar Ka'bah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain".
Tampaklah senyuman di wajah Muhammad 'Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka'bah, dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.
Kemudian Muhammad meneruskan, "Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar."
Ibunya menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, "Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini."
"Apakah cita-citamu yang lain ?" tanya wartawan.
"Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka." jawab Muhammad
Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan. Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.
Muhammad berkata, "Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina."
"Apakah engkau mempunyai cita-cita lain ?" tanya wartawan lagi.
Muhammad menjawab, "Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran."
"Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam ?" tanya wartawan
Maka dia menjawab dengan meyakinkan : "Tentu"
"Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan ? Bagaimana engkau menghindari daging babi ?"
Muhammad menjawab, "Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi."
"Apakah engkau sholat di sekolahan ?"
"Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku shalat di sana setiap hari" jawab Muhammad
Kemudian datanglah waktu shalat maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung berkata kepada wartawan,"Apakah engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan ?"
Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan. Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan adzan.
Subscribe to:
Posts (Atom)